The Jakarta Pos, Sabtu 20 April 2013
Produsen rokok HM Sampoerna akan membuka pabrik rokok linting
tangan baru di Jawa Timur, dijadwalkan mulai beroperasi bulan depan, demikian
ungkap Presiden Direktur Perusahaan hari Kamis.
Paul Janelle, Presiden Direktur Sampoerna, mengatakan pabrik
akan berlokasi di Jember, Jawa Timur, akan menjadi pendorong perekonomian untuk
kabupaten itu karena efek dominonya.
Pabrik akan mempekerjakan 4.500 pekerja, sebagian besar
wanita.
Janelle mengatakan pembukaan pabrik baru tahun ini bersamaan
dengan peringatan Hari Ulang Tahun 100 Tahun perusahaan.
“Kami bangga terhadap kontribusi berkelanjutan untuk
Indonesia dan kami berkomitmen mempertahankan prestasi bisnis kami”, kata
Janelle, Kamis saat pemaparan umum tentang kinerja perusahaan selama tahun
2012.
Pabrik rokok linting tangan baru di Jember akan mejadi pabrik
ketujuh, setelah pabrik lain dari perusahaan yang sama di Surabaya, Malang,
Probolinggo dan Lumajang, semuanya di Jawa Timur.
Janele menolak menyebut jumlah dari invesstasi di pabrik baru
ini.
Tahun lalu, Sampoerna, sahamnya diperjualbelikan di HMSP pada
Bursa Efek Indonesia, telah membuka dua pabri rokok linting di Probolinggo dan
Lumajang, yang mempekerjakan sekitar 8.400 pekerja.
Selain tujuh pabrik rokok linting tangan, Sampoerna juga
memiliki pabrik rokok mesin, yang memproduksi rokok kretek maupun non kretek.
Pabrik mesin buatan berlokasi di Pasuruan (Jawa Timur), Kerawang dan Bekasi
(Jawa Barat). Selain dikelola langsung, Sampoerna memiliki 38 fasilitas baik
linting tang maupun mesin yang dikelola pihak ketiga tersebar di Jawa.
Perokok seantero Nusantara mengkonsumsi sekitar 70 % dari
semua rokok buatan mesin, kata Sampoerna. Tahun lalu, penjualan rokok lebih
dari 302 milliar batang. Jumlah tersebut meliputi merk dagang: A Mild, U Mild,
Marlboro, Sampoerna Kretek dan Dji Sam Soe, yang menguasai hamper 35,6 % pangsa
pasar, naik 31,1 % pada dibanding tahun 2011. Yang memimpin, Sampoerna A Mild,
menjangkau pangsa 13,8 %, sedangkan merek terkenal, linting tangan Dji Sam Soe
mencapai 7,8 % dari pangsa pasar tahun lalu, tidak berubah dari saham seperti
tahun 2011.
Kamis, pada pemaparan umum, Direktur Layanan Keuangan dan
Informasi Mark Niehaus, menyatakan bahwa Rapat Pemegang Saham menyepakati
pembayaran dividen sebesar Rp. 9,9 Trilyun atau US $ 1,02 Milyar atau Rp. 2.269
persaham. Saham HMSP ditutup pada level Rp. 83.500 persaham pada Jum’at. Turun 0,77
% dari Rp. 84.150 pada hari kamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar