Di dunia
perjamuan di Jawa, serutan kayu secang digunakan sebagai bahan jamu. Di
Jogyakarta dikenal wedang uwuh atau wedang secang sebagai minuman penyegar
tubuh.
Secang yang
nama ilmiahnya Caesalpinia sappan termasuk tanaman dari suku polong-polongan (Fabaceae).
Tanaman ini ditenggarai sebagai tanaman asli Nusantara. Sejak berabad-abad
lamanya, terutama pada abad ke-17, kayu secang adalah komoditas dagang antar
kepulauan dan ke berbagai belahan dunia
lainnya.
Ciri umum pohon
secang adalah pohon perdu yang bisa mencapai 6 meter tingginya. Kulit kayunya
mengeluarkan warna kemerah-merahan, sedangkan batangnya berbentuk silindris.
Bagian yang
umum digunakan untuk obat adalah kayu yang kemudian dijadikan serutan. Serutan
kayu secang ini kemudian dikeringkan. Kayu Secang mengandung senyawa anti
bakteri dan bersifat anti koagulan (anti penggumpalan). Sehingga berkhasial
untuk pengobatan mencret, obat batuk, serta obat luka.
Beberapa
khasiat dari serutan kayu secang untuk pengobatan beberapa gejala penyakit,
yaitu:
- Mengurangi gejala batuk darah
- Mengatasi diare dan disentri
- Memepercepat penyembuhan luka dalam
- Mempercepat penyembuhan setelah masa persalinan
- Mengatasi berak darak, muntah darah, dan luka berdarah
- Mengatasi pembengkakan akibat tumor
- Mengatasi nyeri akibat gangguan sirkulasi darah
- Mengobati penyakit sifilis, malaria, tetanus serta peradangan selaput mata
- Menghentikan pendarahan
- Penawar racun bagi tubuh
- Antiseptic, antibakteri, dan antikoagulan (anti penggumpalan)
Batang kayu
secang menghasilkan brazilin yang menjadi sumber pewarna merah. Sehingga kayu
secang dipakai sebagai pewarna alami untuk cat dan pakaian (batik). (Dari
Berbagai Sumber)
Mas
Yopi
210413
Tidak ada komentar:
Posting Komentar